Langsung ke konten utama

makalah akhlak tasawuf tentang pengertian akhlak, etika, dan moral


AKHLAK DAN TASAWUF
PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Alwan Khoiri, M. A.





Disusun Oleh:

KRISTINAWATI          (16110001)
JUFERIWAL IS             (16110031)

Kelas A
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah  SWT, yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayahnya sehingga kami dapat penyelesaikan makalah tentang “Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral” tepat pada waktunya.
Dengan Makalah yang berjudul “Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral” ini diharapkan bisa membawa manfaat bagi kawan-kawan yang membacanya sebagai sumber penambah pengetahuan. Kami menyadari tentunya dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan ataupun kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari kawan-kawan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Yogyakarta, 19 Oktober 2017


DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ................................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C.  Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian  Akhlak, Etika, dan Moral................................................................. 2
B.  Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral......................................... 5
C.  Ruang Lingkup Akhlak, Dasar akhlak, Ciri-Ciri Akhak, Macam Akhak .......... 5
D.  Peranan/Fungsi Etika dan Penerapan Etika di Kehidupan Sehari-Hari.............. 8
E.   Mamfaat Etika, Moral, dan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-Hari .................. 9
F.   Hubungan Akhlak dan Tasawuf ........................................................................ 9
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B.  Saran .................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka

 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Di era global yang semakin maju, prilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka bahkan melupakan adanya akhlak, etika, dan moral. Selama ini pelajaran tentang akhlak, etika, dan moral sudah diperkenalkan sejak kita berada di bangku sekolah dasar yakni dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kewarganegaraan. Sebagai generasi penerus bangsa sangat tidak terpuji jika kita para generasi tidak memiliki akhlak, etika, dan moral. Butuh penguatan kembali akan hal tersebut berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits yang akan disebut akhlak. Akhlak inilah merupakan cermin setiap prilaku apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah lembut, rasa kasih sayang pada sesama, dermawan, ikhlas, suka menolong dan sebagainya.
 Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan akhlak, etika dan moral dalam bermasyarakat.
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Apakah pengertian akhlak, etika, dan moral?
b.      Apa persamaan dan perbedaan akhlak, etika, dan moral?
c.       Apa ruang lingkup akhlak, dasar-dasar akhlak, tujuan akhlak, ciri-ciri perbuatan akhlak, macam-macam akhlak, dan karakteristik akhlak dalam ajaran islam ?
d.      Apa peranan/fungsi etika, dan penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari ?
e.       Apa mamfaat mempelajari akhlak, etika, dan moral ?
f.       Apa hubungan tasawuf dengan akhlak?
C.     TUJUAN
a.       Mengetahui dan memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan akhlak, etika, dan moral.
b.      Mengetahui dan memahami persamaan dan perbedaan akhlak, etika, dan moral.
c.       Mengetahui ruang lingkup akhlak, dasar-dasar akhlak, tujuan akhlak, ciri-ciri akhlak, macam-macam akhlak dan karakteristik akhlak dalam ajaran islam.
d.      Mengetahui peranan/fungsi etika, dan bagaimana etika diterapkan dikehidupan.
e.       Mengetahui mamfaat akhlak, etika, dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
f.       Mengetahui dan memahami hubungan antara tasawuf dengan akhlak.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
1.      Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jama’ dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.
Menurut istilah (terminologi) para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang perilaku manusia. Pendapat-pendapat ahli tersebut dihimpun sebagai berikut :
a.       Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulakan berbagai macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b.      Farid Ma’ruf mendefinisikan akhlak sebagai kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran terlebih dahulu.
c.       M. Abdullah Daraz, mendefinisikan akhlak sebagai suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (akhlak baik) atau pihak yang jahat (akhlak buruk).
d.      Ibnu Miskawaih mendefinisikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan).
e.       Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala bentuk keburukan.
f.       Ahmad Amin mendefinisikan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya apabila memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlaqul karimah dan apabila perbuatan itu tidak baik maka disebut akhlaqul madzmumah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang berpola pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan prilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan berdasarkan interes tertentu.

2.      Pengertian Etika
Dari segi etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak dan kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari segi kebahasaan terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Dari segi istilah yang telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda beda sesuai dengan sudut pandangnya, seperti :
a.       Ahmad Yamin, etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
b.      Soegarda Poerbakawatja, etika adalah filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.
c.       Kihajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuanya yang dapat merupakan perbuatan.
d.      Austin Fogothey, etika adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagai antopologi, fisikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum.
e.       Frankena, etika adalah cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas, probemoral dan pertimbangan moral.

Dari definisi etika di atas dapat diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama dari segi objek pembahasanya, etika membahas perbuatan manusia. Kedua dari segi sumber, etika bersumber pada akal pikiran. Ketiga dari segi fungsi, etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap perbuatan manusia. Keempat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif berubah-ubah sesuai zaman.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

3.      Pengertian Moral
Dari segi bahasa, moral berasal dari bahasa latin, yaitu mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat istiadat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia  moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Menurut istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berikut pengertian moral yang disampaikan para ahli dan beberapa buku yakni sebagai berikut :
a.       Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa moral adalah sesuai dengan ide-ide umum tentang tindakan manusia yang mana yang baik dan yang wajar.
b.      Dalam buku The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English mengatakan moral adalah :
·       Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
·       Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
·       Ajaran dan gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita simpulkan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau sistem hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat.


B.     PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
1.      Persamaan Akhlak, Etika, dan Moral
NO
PERSAMAAN
FUNGSI
OBJEK
UKURAN
TUJUAN
1
Akhlak
Menentukan nilai perbuatan manusia
Perbuatan manusia
Baik dan buruk
Membentuk kepribadian manusia
2
Etika
3
Moral

2.      Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral
NO
BEDA
AKHLAK
ETIKA
MORAL
1
Definisi
akhlak merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang berpola pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan prilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan berdasarkan interes tertentu.

etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

suatu nilai atau sistem hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat.

2
Tolak Ukur
Al-Quran dan Al-Hadits
Pikiran dan akal
Norma/adat istiadat yang berlaku
3
Proses
Tanpa pertimbangan
Muncul dari ide
Pertimbangan suasana
4
Pikiran
Teologis
filosofis
Empiris
5
Sifat
Tetap
Relatif
Relatif

C.    RUANG LINGKUP AKHLAK, DASAR-DASAR AKHLAK, TUJUAN AKHLAK,  CIRI-CIRI PEBUATAN AKHLAK, MACAM-MACAM AKHLAK, DAN KARAKTERISTIK AKHLAK DALAM ISLAM
1.      Ruang Lingkup Akhlak
Menurut Kahar Masyur menyebutkan bahwa ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana seharusnya seseorang bersikap terhadap penciptaannya, terhadap sesama manusia seperti dirinya sendiri, terhadap keluarganya, serta terhadap masyarakatnya. Selain itu, juga meliputi seharusnya sikap terhadap makhluk hidup yang lain seperti malaikat, jin, iblis, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Menurut Ahmad Azhar Basyir menyebutkan bahwa ruang lingkup akhlak adalah semua aspek kehidupan manusia sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk penghuni, dan memperoleh bahan kehidupan dari alam, serta sebagai makhluk ciptaan Allah.
Sehingga konsep akhlak Islam mengatur pola kehidupan manusia yang meliputi : hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, hubungan manusia dengan lingkungan, akhlak terhadap diri sendiri.
2.      Dasar-Dasar Akhlak
a.       Al-Quran
Firman Allah dalam surah Al-Qalam :
وانك لعلى خلق عظيم
Artinya : sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak sangat mulia.
b.      Al-Hadist
Sabda Rosululloh :
انما بعثت للأتمم مكار اللأخلاق 
Artinya : Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
3.      Tujuan Akhlak
a.       Mencapai kebahagian hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat.
b.      Memperoleh ridho Allah
c.       Mendapat ketentraman, kedamaian, dan ketenangan.
d.      Mengetahui tujuan utama Rasulullah SAW.
e.       Pengetahuan tentang menjadi manusia yang berakhlak
4.      Karakteristik Akhlak dalam Islam
Berikut karakteristik akhlak dalam islam :
a.       Akhlak meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci, maksudnya ajaran akhlak di dalam Al-Quran ada yang diajarkan secara umum dan terperinci, contohnya Q.S An-Nahl ayat 90 yang menyuruh perintah untuk berakhlak secara umum yakni untuk berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, mungkar, dan pemusuhan. Q,S Al-Hujurat ayat 12 yang menunjukan perintah berakhlak secara terperinci yakni larangan untuk saling mencela, serta memanggil dengan gelar yang buruk.
b.      Akhlak bersifat menyeluruh, akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan muslim baik beribadah kepada Allah maupun berhubungan dengan sesama manusia seperti mengelola sumber daya alam, menata ekonomi, menata politik, kehidupan bernegara, berkeluarga, dan bermasyarakat,
c.       Akhlak sebagai sebuah iman, akhlak berkaitan erat dengan masalah keimanan. Jika dianalogikan iman adalah akar sebuah pohon, ibadah adalah batang, ranting, dan daun, maka akhlak adalah buahnya.
d.      Akhlak konsisten dengan tujuan, akhlak mengarahkan cara-cara yang baik untuk mencapai tujuan dengan sesuai dengan syariat islam.
5.      Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak
a.       Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b.      Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
c.       Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d.      Dilakukan dengan sunguh-sunguh.
e.       Dilakukan dengan ikhlas.
6.      Macam-Macam Akhlak
a.       Akhlak kepada Allah, yakni dengan beribadah, berdzikir, berdoa, tawakal, dan tawaduk kepada Allah.
b.      Akhlak kepada diri sendiri, yakni dengan sabar, syukur, dan tawaduk.
c.       Akhlak kepada keluarga, yakni dengan menyayangi, mencintai, mentaati peraturan, meringankan beban, dan menyantuni.
d.      Akhlak kepada sesama manusia, yakni ada akhlak terpuji (Mahmudah) seperti : huznuzan, tawaduk, tasamu, dan ta’awun, dan akhlak tercela (Mazmudah) seperti : hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan mamimah.

A.    PERANAN/FUNGSI ETIKA, DAN PENERAPAN ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
1.      Peranan / Fungsi Etika
a.       Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
b.      Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
c.       Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
d.      Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
e.       Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
2.      Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a.       Etika bergaul dengan orang lain yakni menghormati, menjaga perhatian, bermuka manis, tersenyum, berbaik sangka, dan memaafkan.
b.      Etika bertamu, bagi yang mengundang ( jangan mengabaikan orang kaya dan miskin, membebani tamu untuk bantuan, menghidangkan makanan ), bagi yang bertamu (tidak membedakan yang mengundang orang kaya atau miskin, bertamu tidak boleh tiga hari, hendak pulang dengan hati lapang dan memaafkan segala kekurangan yang terjadi oleh tuan rumah).
c.       Etika berjalan, yakni berjalan dengan wajar, tidak menunjukan kesombongan, memelihara pandangan, dan menyingkirkan gangguan di jalan.
d.      Etika makan dan minum, mencari makanan yang halal, hendaklah mencuci tangan sebelum makan, jangan makan sambil bersandar, hendaklah memulai makan dan minum dengan bismilah.
e.       Etika berbicara, yakni pembicaraan seputar kebaikan, hindari perdebatan dan saling membantah, menghindari sifat memaksakan diri, tenang tidak tergesa-gesa, dan menghindari berkata kotor.
f.       Etika bertetanggan, yakni menghormati, jangan kikir, tidak mencari kesalahan tetanggan, dan sabar.
g.       Etika menjenguk orang sakit, tidak lama berkunjung, tidak menyusahkan si sakit, mendoakan kesembuhan, dan memberi dorongan.

B.     MAMFAAT ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN
1.      Menjadikan insan yang lebih taqwa kepada Allah.
2.      Dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
3.      Memperbaiki tingkah laku manusia untuk menjadi pribadi yang baik.
4.      Mengetahui dampak positif hidup rukun dalam berkehidupan.
5.      Memahami pentingnya arti persatuan di dalam kehidupan.
6.      Menumbuhkan kesadaran pribadi untuk membentuk nuansa kebersamaan dan kehidupan sosial.
7.      Dapat berprilaku mahmudah yaitu berakhlak terpuji dan mampu menghindari akhlak madzumah yaitu berakhlak tercela.

C.    HUBUNGAN AKHLAK DAN TASAWUF
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf pada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki, dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuanya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan terpuji. Dengan demikian dalam mencapai tujuan tasawuf  seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga tasawuf ini berbeda dalam pendekatan yang digunakan. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, mengunakan bahan kajian filsafat, seperti filsafat pada tuhan, manusia, atau lain sebagainya. Selanjutnya tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapanya terdiri dari tahalli (mengosongkan diri dari akhlak buruk), tajalli (terbukanya dinding yang membatasi manusia dengan tuhanya), dan tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan wirid/amaliayah.
Uraian yang diberikan Harun Nasution, ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Quran dan Al-Hadis mementingkan akhlak. Al-Quran dan Al-Hadis menekankan pada nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, keadilan, tolong-menolong, murah hati, pemaaf, berani, suci, displin, dan berpikir lurus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah sangat menonjol, karena hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, haji, zikir dalam rangka mendekatkan ibadah kepada Allah SWT. Ibadah yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata berkaitan erat dengan akhlak. Dalam hal ini Harun Nasution melanjutkan, bahwa ibadah dalam islam erat sekali hubunganya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dikaitkan dengan takwa, takwa berarti melaksanakan perintah tuhan. Orang yang bertakwa memiliki akhlak yang mulia. Kaum sufi, terutama dalam dalam pelaksanakan ibadahnya membawa kepada pembinaan akhlak yang mulia dalam diri sendiri.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Aladin dan Lampu Ajaib dalam Bahasa Arab

  علاء الدين والمصباح السحرى كان فى قديم الزمان ساحر من بلاد الحبشة. وقد قرأ هذ الساحر فى الكتب انه يوجد فى بلاد الصين مصباح سحرى يقضى كل شىء. فكر هذا الساحر فى الذهاب الى بلاد الصين ليبحث عن هذا المصباح العجيب, فسافر من بلاده ليال وأياما, واسابيع وشهورا. حتى وصل الى بلاد الصين. وهناك سأل الناس عن مكان المصباح. فقال له الناس : ان هذا المصباح تحت الأرض, فى قصر مهجور, ولهذا القصر باب ضيق جدّا يكفى فقد لمور ولد صغير فى داخله . ويقال ان يلمس هذا الباب فى أثناء الدخول او الخروج ينطبق عليه الباب فى الحال. بحث الساحر الحبشى عن مكان القصر حتى وجد. ولكنه وجد الباب صغيرا جدا. ولأ يمكنه ان يدخل منه. فبحث عن ولد صغير الجسم. ليدخل فى هذا القصر تحت الأرض. وأخذ يبحث ويبحث حتى وجد الولد الصغير الذى يريده واسمه "علاء الدين". قال الساحر الحبسشى لعلاء الدين : ادخل منا الباب. وانزل تحت الأرض, وستجد حجرات مملوءة بالذهاب والفضة والجوهر, فاملا جيوبك من هذا الأشياء, وستجد مصباحا صغيرا قديما فهاته وتعال, وخذ هذا الحاتم معك. ثم اعطاه خاتما صغيرا لبسه. ونسى ان يقول له لماذ أعطاه ا

Cerita Inspirasi Mengenai Perjuangan Melanjutkan Pendidikan

DERAI AIR MATA SI GADIS BERDARAH MINANG 2 Tahun silam masih teringat betapa bergetar hati dan mengigilnya kedua tangan saat aku menerima pengumuman resmi hasil kelulusan dari Seleski Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keislaman Negeri (SPAN PTKIN), seisi kelas bimbingan belajarku tiba-tiba rusuh, semua orang tidak lagi memperhatikan guru di depan kelas, termasuk diriku. Kucoba beranikan diri membuka situs penguguman tersebut, walau sempat takut, takut menerima kegagalan untuk kedua kalinya, aku sempat menangis dan mengurung diri di kamar dan malu pada Apak (panggilan ayah di Sumatera Barat) dan Amak (panggilan ibu di Sumatera Barat) karena gagal dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTB) untuk pertama kalinya.    Bismillah, itu kata-kata yang tidak henti-hentinya aku sebut, mulailahku buka dan muncul tulisan yang mengatakan bahwa aku diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri Islam di Yogyakarta tepatnya di Universitas Islam Negeri Sunan K

Percakapan Sepasang yang Melawan Terinspirasi oleh buku “Pejalan Anarki” Karya Jazuli Imam

Percakapan Sepasang yang Melawan Terinspirasi oleh buku “Pejalan Anarki” Karya Jazuli Imam Percakapan ini bermula dari keresahan-keresahan yang tidak tahu harus dimana ditumpahkan, mereka dua anak manusia yang berusaha melawan, baik penindasan yang mereka sendiri rasakan dan juga penindasan pada rakyat yang terjadi di negeri ini. Mereka berdua sepasang yang memiliki keunikan masing-masing dan mereka punya cara dalam melawan. Intip saja percakapan mereka di bawah ini. Asmara        : Apa yang sebenarnya sedang ku cari ? hanya lelah yang ku dapati, rasanya ingin pulang saja, ingin menjauh dari kota dan meninggalkan benang kusut di sana. El                : Begini nona, anggap saja semua ini proses bagimu, proses menuju kedewasaan, Asmara       : Bagaimana harus sesulit ini pak ? El                 : Nona, pribadi hebat lagi kuat harus diuji dengan ujian yang kuat dan dasyat pula, Asmara       : Begitukah El, sungguh ? atau ini hanya sekedar kata-katamu untuk menghibu