Percakapan Sepasang yang Melawan
Terinspirasi oleh buku “Pejalan Anarki”
Karya Jazuli Imam
Percakapan ini bermula dari
keresahan-keresahan yang tidak tahu harus dimana ditumpahkan, mereka dua anak
manusia yang berusaha melawan, baik penindasan yang mereka sendiri rasakan dan juga
penindasan pada rakyat yang terjadi di negeri ini. Mereka berdua sepasang yang
memiliki keunikan masing-masing dan mereka punya cara dalam melawan. Intip saja
percakapan mereka di bawah ini.
Asmara
: Apa yang sebenarnya sedang ku cari ? hanya lelah yang ku dapati, rasanya
ingin pulang saja, ingin menjauh dari kota dan meninggalkan benang kusut di
sana.
El :
Begini nona, anggap saja semua ini proses bagimu, proses menuju kedewasaan,
Asmara :
Bagaimana harus sesulit ini pak ?
El :
Nona, pribadi hebat lagi kuat harus diuji dengan ujian yang kuat dan dasyat
pula,
Asmara :
Begitukah El, sungguh ? atau ini hanya sekedar kata-katamu untuk menghibur hati
?
El :
Tidak nona, tidak, sungguh, ini adalah ketentuan dari tuhan dan semesta.
Asmara :
Andai saja kini kau dan aku begitu dekat El, mungkin tak sebegitu risau hati
ini El,
El :
Non, kau harus mampu mandiri, kau ingat tidak “Sekar” tokoh perempuan dalam
novel “Pejalan Anarki” dia sama sepertimu, dia juga ditempa masalah yang
bertubi-tubi, dan dia jauh lebih sulit darimu, namun dia tidak mengeluh, dia
buktikn bahwa dirinya mampu, dia buktikan bahwa dia pantas bersanding dengan
sosok kekasihnya.
Asmara :
Begitukah El, sungguh? Kau tidak sedang berbohong bukan?
El :
Tidak nona, sungguh,
Asmara :
El, kenapa harus bertemu denganmu? kenapa harus kau? Kenapa? Andai saja aku
lolos seleksi berangkat ke Gorontalo, mungkin aku tidak dijodohkan bertemu
denganmu di sini?
El :
Ini rencana tuhan nona, percayalah! Semesta ikut jua membantu,
Asmara :
Dua bulan yang lalu kita begitu dekat, namun kini harus jauh dan begitu jauh,
apakah ini ulah semesta pula El? Atau kau yang sengaja ingin menjauh dariku ?
benar begitu bukan? Jujur El!
El :
Tidak nona, tidak begitu, akhir ini aku sedang begitu sibuk, begitu banyak yang
harus ku selesaikan, dunia ini penuh dengan penindasan, sungguh nona, sungguh
tiada maksudku untuk menjauh darimu,
Asmara :
Aku pun ingin turut membantu El,
El : Kau begitu unik non, kau dan
segala keunikanmu, tapi sungguh jangan turun ke jalan jika karena diriku,
turunlah demi satu kepentingan non, kepentingan melawan penindasan yang terjadi
di negri ini, maka jangan engan untuk turun,
Asmara :
Baik pak, bagiku jika itu demi kemanusian dan jua dirimu, begitu senang hatiku
untuk mengerjakan,
El :
Bagaimana dengan organisasi dan tugas-tugasmu?
Asmara :
Sungguh pak, jenuh, semuanya hanya membicarakan kepentingan, perihal untung
rugi, perihal kalah menang, dan juga eksistensi, tidak ada yang membicarakan
hati nurani dan ketulusan.
El :
Sabar nona, dunia memnag selalu tidak sesuai harapan,
Asmara :
Belum lagi, persoalan tugas akhir, ibuku sudah mulai mendesak agar cepat pulang
ke kampung, sungguh memuakkan pak jika harus ke kampus dan mulai
mengerjakannya, rasanya ingin turun ke jalan saja, ikut membantu menyuarakan
keluh kesah rakyat dan teman-teman mahasiswa,
El :
Mantap nona,
Asmara :
Kau bagaimana pak? Masih betah jadi mahasiswa ?
El :
Aduh nona sayange, sudah sedari dulu aku bosan dengan kampus dan
tugas-tugasnya, kurikulum yang mereka ajarkan tidak menjawab persoalan di negri
ini, kita semua digiring untuk menjadi buruh-buruh kapitalis dan bekerja untuk
melancarkan urusan kapitalis-kapitalis tersebut,
Asmara :
Bagimana dengan gunung pak?
El :
Gunung, lautan, rumah selalu memanggilku untuk kembali pulang, untuk berantusias
kembali tenang, maukah kau kuajak pulang?
Asmara :
Itu pertanyaan yang sudah lama ku nantikan, namun aku belum pernah berkunjung
ke sana pak, jika sekedar mendengar dan membaca seputar pendakian dan
pergunungan rasanya sudah banyak, namun menuju ke sana belum,
El :
Baik nona, sebentar lagi kita akan pulang,
Bersambung….
Sekian untuk percakapan singkat “Sepasang
yang Melawan” , ini adalah hasil dari perenungan, jika mau mendengarkan
percakapan mereka dan mengetahui siapa Asmara dan El lebih jauh lagi, maka sering-seringlah
mampir ke blog ini,
Komentar
Posting Komentar