Langsung ke konten utama

MAKALAH PENGERTIAN FILSAFAT ILMU, OBJEK FILSAFAT ILMU DAN PENTINGNYA MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU


      FILSAFAT ILMU
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU, OBJEK FILSAFAT ILMU
DAN PENTINGNYA MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU



Disusun Oleh:
Kristinawati                (16110001)
Iradatin Maisura          (16110002)
Riski Nur Azizah        (16110003)

Kelas A

Dosen Pengampu :
Dr. Zamzam Afandi, M. Ag


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018-2019


  BAB I


PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia dianugerahi akal dan daya pikir yang tidak diperoleh makhluk lain, pada setiap aktivitas kehidupan manusia sangat diperlukan sekali dan pada akhirnya akan menentukan hasil yang dicapai.
Allah SWT sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa berpikir, banyak ayat yang menyatakan tentang pentingnya berpikir dengan kata-kata ‘apala ta’qilun’ Allah, ‘apala tatafakkarun, ‘la ya’lamun’, ‘ulil albab’ dan lain-lain yang semuanya mengajak untuk berpikir. Dari perintah-perintah Allah yang tersurat dalam wahyunya itu mengisyaratkan bahwa dengan mengoptimalkan proses berpikir memungkinkan seseorang akan dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak dan berguna bagi kehidupan manusia dengan cara banyak membaca dan menganalisis serta mengadakan riset (penelitian).
Memperhatikan betapa pentingnya berpikir, rasa mempelajari filsafat sangat perlu. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk memahami bagaimana cara berpikir. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang berpikir (hayawanun natiq), terutama para pelajar, mahasiswa, para ilmuan yang merupakan bagian dari komunitas intelektual untuk mempelajari filsafat ilmu dan juga filsafat ilmu. Dengan menguasai filsafat ilmu, seseorang akan lebih mudah memahami dan menguasai ilmu-ilmu lain yang berbeda.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian filsafat dan objeknya?
2.      Apa pengertian filsafat ilmu dan objeknya?
3.      Apa struktur filsafat ilmu?
4.      Bagaimana cara memperoleh pengetahuan filsafat?
5.      Bagaimana ukuran kebenaran filsafat?
6.      Apa pentingnya mempelajari filsafat ilmu?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian filsafat dan objeknya.
2.      Mengetahui pengertian filsafat ilmu dan objeknya.
3.      Mengetahui struktur yang ada dalam filsafat ilmu.
4.      Mengetahui bagaimana cara memperoleh pengetahuan filsafat.
5.      Mengetahui bagaimana ukuran kebenaran filsafat.
6.      Menegetahui pentingnya mempelajari filsafat ilmu.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI FILSAFAT
1.      Definisi Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosopia artinya mencintai kebijaksanaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah philosophy dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah falsafah yang berarti cinta kearifan. Istilah philosopia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan sophos yang berarti bijaksana. Jadi, istilah philosopia berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Dalam uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat cinta kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau philosof[1].
Secara terminologi filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam bila mengunakan akal sampai pada hakikatnya.
Menurut Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka. Menurut Hasbullah Bakry mendefinisikan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikat yang dapat dicapai oleh akal manusia.
Definisi diatas menjelaskan bahwa filsafat itu pengetahuan yang diperoleh dari berfikir. Ciri khas filsafat ialah ia diperoleh dengan berfikir dan hasilnya berupa pemikiran (yang logis tetapi tidak empiris).
Pengetahuan manusia ada tiga macam yaitu pengetahuan sain pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik.

2.      Objek Filsafat
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan, setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua, objek material dan objek formal yaitu :

a.       Objek material filsafat
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi bahan tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mecakup apa saja baik hal-hal konkrit ataupun yang abstrak.
b.      Objek formal filsafat
Objek formal yaitu sudut pandangan yang ditunjukkan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan atau sudut darimana objek material itu disorot. Objek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya.
Oleh karena itu, yang membedakan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Adapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai kehakikat atau esensi dari yang dihadapinya.

B.     DEFINISI FILSAFAT ILMU
1.      Hakikat Ilmu dan Pengetahuan
Definisi filsafat ilmu terdiri dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata ilmu. Kata filsafat diartikan sebagai pengetahuan tentang kebijaksanaan (sophia), prinsip-prinsip mencari kebenaran atau berpikir rasional-logis, mendalam dan tuntas (radikal) dalam memperoleh kebenaran. Kata filsafat sendiri bersasal dari bahasa Yunani yang diambil dari akar kata philo, yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaaan.
Adapun kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu. Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang filsafat ilmu, diantaranya sebagai berikut :
a.       May Brodbeck
Mendefinisikan bahwa filsafat ilmu ialah suatu analisis netral yang secara etis dan falsafi, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.[2]



b.      Cornelius Benyamin
Mendefinisikan bahwa filsafat ilmu ialah studi sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang mengenai metodenya, konsepnya, kedudukannya didalam skema umum displin intelektual
Jadi, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya.[3]

2.      Objek Filsafat Ilmu
Menurut Jujun S. Suriasumantri mengatakan tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Antologi menjelaskan atau untuk menjawab mengenai pertanyaan apa, epistemologi menjelaskan atau menjawab pertanyaan bagaimana, dan aksiologi menjelaskan atau menjawab mengenai pertanyaan untuk siapa.

C.    DIMENSI KAJIAN FILSAFAT ILMU
1.      ONTOLOGI FILSAFAT
Ontologi merupakan cabang teori yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Istilah ontologi yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu taonta berarti “yang berada” dan logos berarti “ilmu penegtahuan atau ajaran” dengan demikian ontologi berarti ilmu penegtahuan tentang yang berada. Ontologi merupakan salah satu penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada. Pertama kali orang dihadapakan pada dua macam keadaan yaitu kenyataan berupa materi (kebendaan) dan kenyataan yang rohani (kejiwaan).
Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1757) membagi metafisika menjadi dua yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dapat disimpulkan metafisika umum atau ontologi cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus dibagi lagi menjadi kosmologi, fisikologi, dan teologi. Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang alam semesta. Psikologi adalah cabang yang membicarakan secara khusus tentang jiwa manusia. Teologi dalah cabang yang membicarakan secara khusus tentang tuhan.

2.      EPISTEMOLOGI FILSAFAT
Secara etimologi, epistomologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme yang berarti pengetahuan, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, dan validitas pengetahuan.
3.    AKSIOLOGI  FILSAFAT
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang artinya nilai, dan logos artinya ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut kefilsafatan.
Ketiga cabang tersebut merupakan satu kesatuan yaitu :
1.      Ontologi, membicarakan hakikat segala sesuatu. Hal ini mencakupi banyak sekali filsafat seperti logika, metafisika, kosmologi, teologi, antropologi, etika, estetika, filsafat pendidikan, filsafat hukum, dan sebagainya.
2.      Epistimologi, Hal ini hanya mencakup satu bidang saja yaitu cara memperoleh pengetahuan filsafat.
3.      Aksiologi, Hanya mencakup satu cabang filsafat yaitu membicarakan guna pengetahuan filsafat.
Ketiga cabang filsafat diatas merupakan kerangka struktur filsafat.
Salah satu filsafat yang masih baru adalah filsafat parennial. Istilah parennial berasal dari bahasa latin perennis  yang kemudian diadobsi kedalam bahasa inggris menjadi perennial yang berarti kekal. Secara terminologi filsafat perennial (philosophia perennis)  adalah filsafat yang dipandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat hakiki, menyangkup kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup yang benar juga menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi besar spiritualitas manusia.
Berkaitan dengan itu, Aldous Huxley yang dalam pertengahan abad 19 mempopulerkan istilah perennial melalui bukunya the perennial filosophy mengemukakan bahwa hakikat filsafat perennial ada tiga yaitu metafisika, psikologi dan etika.
Metafisika yaitu mengetahui adanya hakikat realitas ilahi yang merupakan substansi dunia baik yang meterial, biologis maupun intelektual. Psikologi yaitu mengetahui adanya sesuatu dalam diri manusia (soul) yang identik dengan realitas ilahi. Etika yaitu meletakkan tujuan akhir kehidupan manusia. Dengan demikian, filsafat perennial memperlihatkan seluruh eksitensi yang ada dialam semesta dengan realitas ilahi.
Pengenalan metafisika lebih dahulu sebelum pengetahuan lainnya mungkin karena perkembangan filsafat pada awalnya ialah metafisika sehingga untuk memahami isi alam harus difahami lebih dahulu wujud tuhan. Sedangkan psikologi hal kedua yang harus dikenali adanya karena kenyataan bahwa tuhan sebagai tujuan merupakan sesuatu yang tidak terbatas yang hanya dapat diketahui dari unsur dalam manusia. Membicarakan tentang cara mengetahui (epistemologi) objek filsafat perennial sama artinya dengan pembicaraan tentang proses batin manusia menangkap realitas absolut.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya jika hasil pemikiran itu disusun, maka susunan itulah yang kita sebut sistematika filsafat. Sistematika atau struktur filsafat dalam garis besar terdiri atas ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Isi setiap cabang filsafat itu ditentukan oleh objek apa yang diteliti (dipikirkan)-nya. Jika ia memikirkan pendidikan, maka jadilah filsafat pendidikan. jika yang dipikirkannya hukum, maka hasilnya filsafat hukum. Jika ia memikirkan pengetahuan, jadilah ia filsafat ilmu. Jika memikirkan etika, jadilah filsafat etika dan seterusnya. Inilah objek filsafat.
Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian sains. Sains hanya meneliti objek yang ada sedangkan filsafat meneliti objek yang ada dan mungkin ada. Sebenarnya masih ada objek lain yang disebut objek formal yang menjelaskan sifat kedalaman penelitian filsafat. Ini dibicarakan pada epistemologi filsafat.

D.    CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN FILSAFAT
Berfikir secara mendalam tentang sesuatu yang abstrak. Mungkin juga objek pemikirannya sesuatu yang konkret, tetapi yang hendak diketahuinya ialah bagian dibelakang “objek konkret itu”.
Secara mendalam artinya ia hendak mengetahui bagian yang abstrak sesuatu itu, ia ingin mengetahui sedalam-dalamnya. Kapan pengetahuan itu sudah dikatakan mendalam? Yakni tatkala ia sudah berhenti sampai tanda tanya. Dia tidak dapat maju lagi, disitulah orang berhenti dan ia telah mengetahui sesuatu itu secara mendalam. Jadi jelas, mendalam bagi seseorang belum tentu mendalam bagi orang lain.
Saya misalnya mengetahui bahwa gula rasanya manis (pengetahuan empirik), dibelakangnya saya mengetahui bahwa itu disebabkan oleh adanya hukum yang mengatur demikian. Ini pengetahuan filsafat, abstrak, tetapi baru satu langkah. Orang lain dapat mengetahui bahwa hukum itu dibuat oleh orang pintar. Ini sudah langkah kedua, lebih mendalam dari pada sekedar mengetahui adanya hukum. Orang lain masih dapat melangkah kelangk ah yang ketiga, misalnya ia mengetahui bahwa yang maha pintar adalah tuhan, ia masih dapat maju lagi misalnya mengetahui sebagian hakikat tuhan. Demikianlah, pengetahuan dibelakang fakta empiris bertingkat-tigkat, dan itu menjelaskan kedalaman pengetahuan filsafat seseorang, mudahnya berfikir mendalam ialah berfikir tanpa bukti empirik.
Kerja akal yaitu berfikir mendalam menghasilkan filsafat. Jika kita ingin mengetahui sesuatu yang tidak empirik, apa yang kita gunakan? Ya akal itu. Apapun kelemahan akal, bahkan sekalipun akal amat diragukan hakikat keberadaannya, juga akal telah menghasilkan apa yang disebut filsafat. Catat suatu hal yang penting, “Janganlah hidup digantungkan oleh filsafat dan janganlah hidup ini ditentukan oleh filsafat, filsafat itu produk akal dan akal itu belum diketahui secara jelas identitasnya”.


E.     UKURAN KEBENARAN PENGETAHUAN FILSAFAT
Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini jelas bahwa ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis salah.
Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuran logis tidaknya akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, argumen menjadi kesatuan dengan konklusi, konklusi itulah yang disebut dengan teori filsafat. Dan bobot teori filsafat terletak pada kekuatan argumen bukan pada kekuatan konklusi.

F.     KEGUNAAN PENGETAHUAN FILSAFAT
Apa guna pengetahuan filsafat? tidak semua orang mengetahui filsafat. Namun orang yang merasa perlu berpartisipasi membangun dunia harus mengetahui filsafat. Karena dunia dibangun oleh dua kekuatan, yaitu agama dan filsafat.
Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita memulainya dengan melihat filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, filsafat sebagai metode pemecahan masalah, filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life). Filsafat sebagai teori filsafat perlu dipelajari oleh orang yang akan menjadi pengajar dalam bidang filsafat, juga filsafat sebagai methodology yaitu cara memecahkan masalah yang dihadapi. Filsafat digunakan sebagai satu cara atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal.[4]
Filsafat sebagai pandangan hidup perlu juga diketahui. Contohnya mengapa misalnya salah seorang presiden Amerika (Bill Clinton, 1998) telah mengaku berzina namun masyarakatnya tetap banyak yang memberi dukungan? mungkinkah hal seperti itu untuk Indonesia? presiden Indonesia yang mengaku berzina pasti akan dicopot masyarakat Indonesia. mengapa berbeda? karena masyarakat Indonesia berbeda pandangan hidupnya dengan masyarakat Amerika.
Filsafat sebagai philosophy of life sama dengan agama, yaitu sama mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya.  Bila agama dari tuhan maka filsafat (sebagai pandangan hidup) berasal dari pikiran manusia.
1.      Kegunaan filsafat bagi akidah
Akidah adalah bagian dari ajaran Islam yang mengatur cara keyakinan. Pusatnya ialah keyakinan kepada tuhan. Posisinya dalam keseluruhan ajaran islam sangat penting, merupakan fondasi ajara islam secara mendalam, di atas kaidah itulah ajaran islam berdiri dan didirikan.
Karena kedudukan islam seperti itu, maka akidah seorang muslim harus kuat, dengan kuatnya akidah kuat pula islam seseorang. Untuk memperkuat akidah setidaknya dilakukan dua hal, pertama, mengamalkan keseluruhan ajaran islam dengan sungguh-sungguh, kedua, mempertajam pengertian ajaran islam. Jadi, akidah diperkuat dengan pengalaman dan pemahaman.
Filsafat dapat berguna untuk memperkuat keimanan, ini menurut sebagian filosof seperti Thomas Aquinas, tetapi menurut filosof lain seperti Kant, bukti-bukti akhidah tentang adanya tuhan sebenarnya lemah, bukti yang kuat adalah suara hati.
2.      Kegunaan filsafat bagi hukum
Istilah hukum islami biasa diartikan syariah dan terkadang fiqih. Fikih secara bahasa berarti mengetahui Al Quran mengguanakan kata al Fiqh dalam pengertian memahami atau faham. Pada zaman nabi Muhammad SAW kata al Fiqh tidak hanya berarti paham tentang hukum namun juga faham dalam arti umum. Aturan dan ketentuan hukum yang ada dalam fiqih pada garis besarnya mencakup tiga unsur pokok. Pertama perintah, seperti sholat, zakat, puasa dan sebagainya. Kedua larangan, seperti larangan musyrik, zina dan sebagainya. Ketiga cara sholat, cara puasa dan sebagainya.
Keseluruhan unsur pokok diatas bila dilihat dari sudut sifatnya, dapat dibagi menjadi dua. Pertama bersifat tetap, tidak terpengaruh oleh kondisi tertentu seperti sebagian akidah dan seluruh ibadah. Kedua bersifat dapat berubah sesuai dengan kondisi tertentu, ini bidang ijtihad. Tujuan utama diturunkannya hukum islam atau fiqih ialah untuk menciptakan kemaslahatan hidup manusia, yakni kebaikan. Hukum islami dibentuk atas dasar prinsip menghilangkan kesempitan karna kesempitan itu menyebabkan kesulitan. Prisnsip lain yang mendasari hukum islami ialah daf’ al-dlarar, menghilangkan bahaya. Juga prinsup al-ata’assuf fi isti’mal al-haqq yakni boleh melakukan sesuatu asal tidak membahayakan yang lain
Dari sini lahirlah khaidah usul fiqh yang berbunyi “menolak bahaya didahulukan dari pada mengambil maslahat”. Fikh dalam arti kumpulan hukum dibuat berdasarkan kaidah-kaidah hukum yang berfungsi sebagai teori yang digunakan dalam menetapkan hukum tersebut. ternyata kaidah pembuatan hukum atau (usul fiqh) itu dibuat berdasarkan teori-teori filsafat. Karena itu manthiq (manthiq, logika) amat penting bagi ulama’ usul fiqh. Dalam usul fiqh filsafat berguna juga untuk menafsirkan teks dan memberikan kritik ideologi. Dalam memberikan kritik ideologi, yakni menggunakan fungsi kritis filsafat. Filsafat itu dapat melakukan dua hal pertama kritik terhadap ideologi saingan yang akan merusak islam atau masyarakat islam, kedua kritik terhadap hukum islami misalnya mempertanyakan apakah benar hukum itu seperti itu, apakah sesuai dengan esensi yang dikandung oleh teks yang dijadikan dasar hukum tersebut.
3.      Kegunaan filsafat bagi bahasa
Disepakati oleh para ahli bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Terlihat adanya hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran. Jadi jelas antara pikiran dan bahasa erat hubunganya.
Tatkala bahasa sebagai alat berpikir ilmiah muncul problem yang serius, dan diselesaikan dengan filsafat. Begitu pula tatkala filsafat sampai perumusan konsep yang rumit, bahasa juga mengalami persoalan, yaitu bahasa kurang mampu menggambarkan isi konsep itu.
Bahasa sering tidak mampu membebaskan diri dari gangguan pemakaianya. Orang awan sering merusak bahasa, mereka menggunakan bahasa tanpa mengikuti kaidah benar. Kerusakan bahasa biasanya disebabkan oleh tidak digunakannya kaidah logika. Logika itu filsafat.
Filosof adalah orang yang bijaksana. Orang yang bijaksana tentu harus menggunakan bahasa yang benar. Bahasa yang benar itu akan mampu mewakili konsep logis yang dibawanya. Karena itu eratlah hubungan antara filsafat dan bahasa.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Filsafat itu pengetahuan yang diperoleh dari berfikir. Ciri khas filsafat ialah ia diperoleh dengan berfikir dan hasilnya berupa pemikiran (yang logis tetapi tidak empiris). Definisi filsafat ilmu terdiri dari dua kata yaitu, kata filsafat dan kata ilmu. Kata filsafat diartikan sebagai pengetahuan tentang kebijaksanaan (sophia), prinsip-prinsip mencari kebenaran atau berpikir rasional-logis, mendalam dan tuntas (radikal) dalam memperoleh kebenaran. Kata filsafat sendiri bersasal dari bahasa Yunani yang diambil dari akar kata philo, yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaaan. Adapun kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu. Jadi, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya.
Ontologi, membicarakan hakikat segala sesuatu. Hal ini mencakupi banyak sekali filsafat seperti logika, metafisika, kosmologi, teologi, antropologi, etika, estetika, filsafat pendidikan, filsafat hukum, dan sebagainya. Epistimologi, Hal ini hanya mencakup satu bidang saja yaitu cara memperoleh pengetahuan filsafat. Aksiologi, Hanya mencakup satu cabang filsafat yaitu membicarakan guna pengetahuan filsafat.
B.     SARAN
Makalah ini bertujuan memperluas wawasan dan nuansa kerangka berpikir bagi para pengemar ilmu filsafat dalam segala aspek dan bidangnya. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna meyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara.
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu, Jakarta: Bumi Aksara.
Tafsir, Ahmad. 2012. Filsafat Ilmu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



[1] A.Susanto, Filsafat Ilmu, (jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 1
[2] A.Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 48
[3]  A.Susanto, Filsafat Ilmu, (jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 49

[4] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (Bandung: PT. Rosda, 2012), hlm. 90

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Aladin dan Lampu Ajaib dalam Bahasa Arab

  علاء الدين والمصباح السحرى كان فى قديم الزمان ساحر من بلاد الحبشة. وقد قرأ هذ الساحر فى الكتب انه يوجد فى بلاد الصين مصباح سحرى يقضى كل شىء. فكر هذا الساحر فى الذهاب الى بلاد الصين ليبحث عن هذا المصباح العجيب, فسافر من بلاده ليال وأياما, واسابيع وشهورا. حتى وصل الى بلاد الصين. وهناك سأل الناس عن مكان المصباح. فقال له الناس : ان هذا المصباح تحت الأرض, فى قصر مهجور, ولهذا القصر باب ضيق جدّا يكفى فقد لمور ولد صغير فى داخله . ويقال ان يلمس هذا الباب فى أثناء الدخول او الخروج ينطبق عليه الباب فى الحال. بحث الساحر الحبشى عن مكان القصر حتى وجد. ولكنه وجد الباب صغيرا جدا. ولأ يمكنه ان يدخل منه. فبحث عن ولد صغير الجسم. ليدخل فى هذا القصر تحت الأرض. وأخذ يبحث ويبحث حتى وجد الولد الصغير الذى يريده واسمه "علاء الدين". قال الساحر الحبسشى لعلاء الدين : ادخل منا الباب. وانزل تحت الأرض, وستجد حجرات مملوءة بالذهاب والفضة والجوهر, فاملا جيوبك من هذا الأشياء, وستجد مصباحا صغيرا قديما فهاته وتعال, وخذ هذا الحاتم معك. ثم اعطاه خاتما صغيرا لبسه. ونسى ان يقول له لماذ أعطاه ا

Percakapan Sepasang yang Melawan Terinspirasi oleh buku “Pejalan Anarki” Karya Jazuli Imam

Percakapan Sepasang yang Melawan Terinspirasi oleh buku “Pejalan Anarki” Karya Jazuli Imam Percakapan ini bermula dari keresahan-keresahan yang tidak tahu harus dimana ditumpahkan, mereka dua anak manusia yang berusaha melawan, baik penindasan yang mereka sendiri rasakan dan juga penindasan pada rakyat yang terjadi di negeri ini. Mereka berdua sepasang yang memiliki keunikan masing-masing dan mereka punya cara dalam melawan. Intip saja percakapan mereka di bawah ini. Asmara        : Apa yang sebenarnya sedang ku cari ? hanya lelah yang ku dapati, rasanya ingin pulang saja, ingin menjauh dari kota dan meninggalkan benang kusut di sana. El                : Begini nona, anggap saja semua ini proses bagimu, proses menuju kedewasaan, Asmara       : Bagaimana harus sesulit ini pak ? El                 : Nona, pribadi hebat lagi kuat harus diuji dengan ujian yang kuat dan dasyat pula, Asmara       : Begitukah El, sungguh ? atau ini hanya sekedar kata-katamu untuk menghibu

Cerita Inspirasi Mengenai Perjuangan Melanjutkan Pendidikan

DERAI AIR MATA SI GADIS BERDARAH MINANG 2 Tahun silam masih teringat betapa bergetar hati dan mengigilnya kedua tangan saat aku menerima pengumuman resmi hasil kelulusan dari Seleski Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keislaman Negeri (SPAN PTKIN), seisi kelas bimbingan belajarku tiba-tiba rusuh, semua orang tidak lagi memperhatikan guru di depan kelas, termasuk diriku. Kucoba beranikan diri membuka situs penguguman tersebut, walau sempat takut, takut menerima kegagalan untuk kedua kalinya, aku sempat menangis dan mengurung diri di kamar dan malu pada Apak (panggilan ayah di Sumatera Barat) dan Amak (panggilan ibu di Sumatera Barat) karena gagal dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTB) untuk pertama kalinya.    Bismillah, itu kata-kata yang tidak henti-hentinya aku sebut, mulailahku buka dan muncul tulisan yang mengatakan bahwa aku diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri Islam di Yogyakarta tepatnya di Universitas Islam Negeri Sunan K